Pembangunan Industri Kerajinan Di Numpang Nampang Techno Corner RRI Pro 2

Pembangunan Industri Kerajinan, itulah tema yang diangkat pada acara Numpang Nampang Edisi Techno Corner di studio RRI Pro 2 Denpasar FM 95.3  kali ini Senin(8/7). Dengan menghadirkan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali (Disdagperin) Putu Astawa sebagai narasumber.

Memasuki era globalisasi saat ini sekat-sekat perdagangan antar negara sudah tidak ada lagi dan kini memasuki era perdagangan bebas. Kita bebas melakukan perdagangan keluar negeri begitu juga sebaliknya. Menyikapi hal tersebut Pemerintah Provinsi Bali menerbitkan Pergub Nomor 99 Tahun 2018 Tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali. Diterbitkannya pergub ini diharap mampu mendorong produk lokal agar bisa bersaing dengan produk dari luar. Putu Astawa mengungkapkan berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengembangkan industry lokal, salah satunya dengan menyediakan akses untuk pemasaran produk. ”Kami berupaya memberikan akses dengan cara mengumpulkan stakeholder baik dari segi konsumen seperti swalayan, hotel, restaurant untuk dipertemukan dengan produsen agar terjalin kerjasama dagang yang saling menguntungkan antara konsumen dan industry lokal kita,”ungkapnya. Upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk mendorong tumbuhnya ekonomi industri kerajinan adalah dengan menerbitkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 Tahun 2018 Tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali. Selain bertujuan melestarikan dan menjaga budaya Bali, Pergub ini juga diharap mampu memberikan dampak peningkatan penjualan pada industri kerajinan di Bali terutama perajin pakaian adat.

Dengan kemudahan akses pemasaran yang diberikan pemerintah, industry kerajinan kini dituntut untuk meningkatkan kualitas dan harga dari produknya agar bisa bersaing dengan produk luar yang memiliki harga lebih murah. Disinilah perajin perlu memanfaatkan teknologi agar dapat menekan ongkos produksi, dengan menurunnya ongkos produksi tentunya harga penjualan bsa lebih murah. Dengan catatatan kualitas harus tetap terjaga. Putu Astawa mengungkapkan inovasi dan kreativitas perajin sangat diperlukan untuk tetap bisa bersaing dipasaran. “Inovasi dan kreativitas tentunya sangat perlu untuk bisa bersaing saat ini. Pada pengemasan contohnya, kemasan yang bagus tentu akan mengangkat nilai dari produk itu sendiri. Siapa yang inovatif dia yang akan memenangkan persaingan,” katanya. Peningkatan akses pemasaran, kualitas dan harga yg kompetitif tidak serta merta menjamin industry kerajinan lokal berkembang. Diperlukan peran serta masyarakat khususnya generasi muda untuk mengapresiasi karya industry perajin lokal. Putu Astawa berpesan agar generasi muda bisa menularkan spirit untuk mencintai produk perajin lokal, “ Generasi muda memiliki spirit yang sangat kuat untuk menjadi agen-agen perubahan masyarakat kita. Generasi muda ini yang harus menularkan spirit agar masyarakat lebih mencintai produk lokal. Dengan digunakan atau dikonsumsinya produk lokal maka ekomoni akan bertumbuh dan lapangan pekerjaanpun akan meningkat, “serunya.