Rapat Koordinasi (Rakor) Dekranasda Provinsi Bali Tahun 2019

Senin (25/3), Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali menggelar Kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Tahun 2019 bertema Melalui Rakor Dekranasda Provinsi Bali, Kita Galang Gerakan Penggunaan Produk Lokal Bali. Bertempat di Gedung Jaya Sabha (Kediaman Gubernur Bali), Rapat Koordinasi dibuka oleh Putri Suastini Koster selaku Ketua Umum Dekranasda Provinsi Bali dengan di dampingi oleh Ir. Putu Astawa, MM selaku Ketua Harian Dekranasda Provinsi Bali, beserta Pengurus Dekranasda Provinsi Bali. Rapat Koordinasi dihadiri oleh Ketua Dekranasda Kabupaten Kota se-Bali beserta jajarannya.

Dekranasda mempunyai tujuan untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam urusan kerajinan serta menjaga dan melestarikan kerajinan lokal Bali. “Ada beberapa hal yang dulunya menjadi kebanggaan nenek moyang kita tapi sekarang seperti tergerus oleh jaman. Saat ini, banyak pengrajin membeli bahan baku dari luar pulau Bali dan pengrajin di Bali hanya menenun saja. Apakah ini kemajuan bagi kita atau sesungguhnya kemunduran kemandirian di bidang bahan baku?,” ujar Putri Suastini Koster saat membuka Kegiatan Rakor.

Putri Suastini Koster menambahkan, 75% Endek Bali diproduksi dari luar pulau Bali. Endek merupakan kekayaan produk lokal Bali yang produksinya di Bali. “Semestinya minta orang luar Bali untuk memakai endek kita bukan kita yang beramai-ramai memakainya tetapi tidak memproduksinya dipulau sendiri. Suatu saat Branding Bali hilang, seperti Endek Bali digantikan oleh Endek Jepara,” tegas Putri Suastini Koster.

Kegiatan Rapat Koordinasi dilanjutkan sesi diskusi dengan 2 (dua) orang narasumber yaitu A. Nurhasim hamanda S.E. memaparkan tentang Ekonomi Kreatif Bali Dalam Era Industri 4.0 dan Nyoman Satya W. Memaparkan tentang Pemasaran Kerajinan Produk Lokal Bali.

Setelah sesi diskusi, dalam sesi tanya jawab Ketua Dekranasda Kabupaten Buleleng mengatakan, “bagaimana produk lokal kita bisa menjadi aset kita? Karena ditemukan desain Endek dan Songket yang anonim atau tidak diketahui penciptanya,” ujar Ny. Aries Suradnyana. Selanjutnya dari Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar mengatakan, “Diharuskan adanya regenerasi pengrajin di seluruh Bali. Karena banyak ditemukan pengrajin yang sudah lansia (lanjut usia). Tetapi sangat sulit, disebabkan minat anak-anak muda yang kurang tertarik menjadi pengrajin,” ujar Ny. Surya Adnyani Mahayastra.

[ngg_images source=”galleries” container_ids=”156″ display_type=”photocrati-nextgen_basic_thumbnails” override_thumbnail_settings=”1″ thumbnail_width=”200″ thumbnail_height=”160″ thumbnail_crop=”1″ images_per_page=”20″ number_of_columns=”0″ ajax_pagination=”0″ show_all_in_lightbox=”0″ use_imagebrowser_effect=”0″ show_slideshow_link=”0″ slideshow_link_text=”[Show slideshow]” template=”/home/diskominfos/web/diskominfos.baliprov.go.id/public_html/wp-content/plugins/nextgen-gallery/products/photocrati_nextgen/modules/ngglegacy/view/gallery.php” order_by=”sortorder” order_direction=”ASC” returns=”included” maximum_entity_count=”500″]

Tinggalkan Balasan