Peran Anak Muda Dalam Mendukung Pembatasan Sampah Plastik Di Numpang Nampang Techno Corner RRI Pro 2

Peran Anak Muda Dalam Mendukung Pembatasan Sampah Plastik itulah tema yang diangkat pada program Numpang Nampang Edisi Techno Corner di studio RRI Pro 2 Denpasar FM 95.3  kali ini Senin(12/8). Dengan menghadirkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Bali dan Perwakilan dari Generasi Muda sebagai Narasumber. DLH Provinsi Bali diwakili Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas I Made Dwi Arbani. Sementara Pembicara dari Generasi Muda menghadirkan Ni Putu Dyan Pratiwi dan I Komang Arya Prabawangsa Jamawan.

Permasalahan sampah di Bali saat ini perlahan mulai bisa diatasi, itu tak lepas dari diterbitkannya Peraturan Gubernur Bali nomor 97 tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Dwi Arbani mengungkapkan dalam mengatasi permasalahan sampah dapat diatasi dengan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). “Saat ini kita memiliki jumlah TPA yang terbatas, tetapi sampah di Bali relatif banyak dan semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kemajuan pariwisata di Bali. Mengatasi sampah bisa melalui 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle, pemerintah saat ini konsen ke langkah Reduce, yakni dengan cara mengurangi timbulan sampahnya,”katanya.

Dwi juga menerangkan kalau pembatasan plastik sangat penting dilakukan karena sampah plastik tidak hanya tertimbun di TPA tetapi juga banyak mencemari laut,sungai, danau dan mencemari tanah. Beberapa mall-mall besar sudah mulai tidak menggunakan kantong plastik, tetapi untuk dipasar tradisional pemerintah terus berupaya mengedukasi masyarakat agar penggunaan plastik bisa dikurangi. Sejak Pergub Bali nomor 97 tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai ini mulai diterapkan hingga saat ini, pemerintah sudah mampu mengurangi 53 ton sampah plastik. Pemerintah juga akan kerjasama dengan desa adat, agar penggunaan plastik bisa dikurangi mulai dari desa adat.

Generasi muda diharapkan berperan aktif dalam pengurangan sampah plastik, dengan cara mengurangi sampah plastik sekali pakai, serta mampu menjadi influencer yaitu menularkan ke keluarganya tentang pembatasan penggunaan plastik sekali pakai. Sampah plastik bisa digunakan sumber daya yaitu bisa di daur ulang melalui bank sampah. Salah satu generasi muda yang saat  ini telah mengelola bank sampah di wilayah Taman Bali, Bangli adalah Ni Putu Dyan Pratiwi. Bank sampah yang dikelolanya ini didirikan oleh orangtuanya mulai tahun 2010 dan di SK-kan tahun 2014 dengan nama Bank Sampah Dywik.

Dyan mengungkapkan Bank Sampah Dywik didirikan terinspirasi dari banyaknya sampah di desanya hingga meyebabkan banjir. “Ini berawal dari desa saya yang sering terjadi banjir, itulah yang membuat ayah tergerak hatinya mengelola sampah melalui  bank sampah,”katanya. Bank sampah Dywik memiliki 20 orang pekerja yang dipimpin langsung oleh ibu dari Dyan, sementara Dyan sendiri berperan sebagai Sekretaris sekaligus Divisi Pemberdaya. Selain aktif mengelola bank sampah, Dyan juga tergabung dalam Jegeg Bagus Bangli. Itu pula yang dimanfaatkannya untuk mensosialisasikan 3R ke masyarakat khususnya generasi millennial.

Kendala yang dihadapi Bank Sampah Dywik saat ini yakni sulitnya mengelola sampah-sampah residu, yaitu sampah berukuran kecil-kecil. Sampah yang bisa di daur ulang, akan didaur ulang digunakan sebagai barang yang bermanfaat, untuk sampah residu akan disalurkan untuk dibuang. Sementara sampah plastik disalurkan ke Unilever.

Generasi muda selanjutnya yakni Arya prabawangsa yang saat ini masih duduk di kelas 1 SMA. Arya mengelola bank sampah yang dinamakan Dahlia Asri, sudah berdiri dari tahun 2014. Arya mendirikan gubuk-gubuk dibelakang rumahnya untuk menimbun sampahnya, seperti kresek, botol, kardus, koran dan kertas-kertas. Sampah ini dipilah, dan disetor ke pengepul. Arya berperan mengambil sampah, milah sampah, dan mencatat sampah. Kegiatan ini diawalinya dengan mengambil sampah ke rumah-rumah warga dan ke perusahaan air di dekat rumahnya. Arya juga berinovasi mengolah sampah menjadi suatu kerajinan. “Sampah yang masih bisa diolah, saya jadikan kerajinan seperti koran bekas saya buat jadi bokoran dan tas dari kemasan plastik bekas. Kami mempelajari pengolahannya melalui internet, “jelasnya. Kerajinan karya Arya bahkan pernah dipasarkan ke DPRD Kuningan Jawa Barat yang kebetulan berkunjung ke Bank Sampah Dahlia Asri.

Terakhir Dwi berpesan kepada generasi muda agar mulai mengurangi  penggunaan sampah plastik dan belajar mengelola sampah. “Kami dari pemerintah ingin menciptakan agen-agen perubahan melalui anak muda yang kreatif, anak muda yang melek tekhnologi untuk kita jadikan influencer. Menularkan kepada generasi muda lain untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dan mulai belajar mengelola sampah karena sampah memiliki nilai ekonomis,”jelasnya.