Ny. Putri Koster Hadiri Forum Dialog Koordinasi Kehumasan Bahas Stunting

Selasa (26/11), Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Bali mengadakan Dialog Forum Koordinasi Kehumasan November 2019 yang dihadiri Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster yang juga menjadi narasumber bersama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya, dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bali. Bertempat di Ruang Rapat Sandat Dinas Komunikasi, Informatika, dan statistik Provinsi Bali.

Dialog Forum Koordinasi Kehumasan dibuka oleh Kepala Dinas IGNB Dwikora Putra Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Bali I Nyoman Sujaya didampingi Kepala Bidang Pengembangan Komunikasi Publik Ida Bagus Ketut Agung Ludra. “Deseminasi Informasi Dalam Rangka Percepatan Penanganan Stunting di Bali” merupakan tema yang diangkat dalam kegiatan Dialog Forum Koordinasi Kehumasan.

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Meskipun angka stunting di Bali dapat dikatakan  lebih rendah dari nasional, bukan berarti upaya penanganan dan pencegahan stunting di Bali terhenti begitu saja. Pencegahan dan penanganan stunting tidak bisa hanya menjadi pekerjaan rumah pemerintah semata, perlu sinergitas dan kerja sama semua pihak termasuk di dalamnya masyarakat hingga tingkat keluarga untuk bersama sama berupaya menurunkan angka stunting hingga ke titik nol.

Dalam sambutannya, I Nyoman Sujaya mengatakan tujuan dari kegiatan Dialog Forum Koordinasi Kehumasan yakni memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat tentang apa itu stunting dan bagaimana pencegahannya juga memegang peranan penting dalam penanganan stunting. Untuk mendorong percepatan penanganan stunting diperlukan penyebarluasan informasi yang melibatkan semua pihak termasuk di dalamnya forum kehumasan dan media. “Saya berharap informasi yang didapatkan dari kegiatan hari ini akan disebarluaskan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Dengan dukungan semua pihak, kami yakin stunting di Provinsi Bali akan turun bahkan tidak ada,” ujarnya.

Dialog Forum Koordinasi Kehumasan dimulai dari narasumber pertama yaitu Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster. Dalam hal ini mengatakan dalam upaya menurunkan angka stunting, langkah awal yang dilakukan yakni sosialisasi, baik upaya pencegahan dan penanganan stunting amat penting dikarenakan masyarakat perlu mendapatkan informasi yang benar dan tepat terkait pencegahan stunting, seperti halnya penjelasan mengenai stunting, faktor penyebab dan cara penanganannya. “Sosialisasi sampai ke tingkat keluarga sangat penting mengenai pencegahan dan penanganan stunting. Semua pihak harus bersinergi, lakukan kewajiban sesuai tupoksi masing masing. PKK gencarkan sosialisai melalui Pokja, Dinas Kesehatan juga gencar lakukan sosialisasi penanganan. Semua pihak bersinergi untuk wujudkan Bali bebas stunting,” ujarnya.

Dilanjutkan, pemaparan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya yang membahas mengenai Penanganan Stunting dan Rencana Aksi Daerah. Ketut Suarjaya mengatakan bahwa penyebab stunting tidak lain karena faktor pola pengasuhan yang tidak baik, kurangnya asupan makanan bergizi, dan kurangnya penggunaan air bersih serta sanitasi. “Stunting disebabkan oleh faktor Multidimensi sehingga penanganannya perlu dilakukan oleh Multisektor,” tuturnya.

Terakhir, pemaparan dari Ketua PWI Bali IGNB Dwikora Putra yang membahas tentang Pers Sebagai Agen Pembangunan. IGNB Dwikora Putra mengutarakan pers sebagai media dan sarana untuk mensosialisasikan berbagai program pembangunan dengan tujuan menimbulkan kesadaran masyarakat untuk terlibat dan berpatisipasi dalam pembangunan. Dalam hal ini, pers pasca orde baru menjadi salah satu kekuatan dalam menentukan opni masyarakat serta sebagai sarana efektif untuk mengawasi jalannya pemerintahan. “Pers tidak saja mempengaruhi perilaku, bahkan dapat mempengaruhi sistem sosial maupun budaya masyarakat dan politik,” tegasnya.

Saat diwawancarai, Ny. Putri Koster mengatakan media berperan sangat penting dalam upaya sosialisasi stunting di tengah masyarakat. Media diharapkan semakin gencar dalam mengedukasi masyarakat dengan menyajikan pemberitaan stunting dan informasi yang tepat dan benar  terkait stunting ke tengah masyarakat. Dengan kerja sama yang mencakup semua lini ini, maka diharapkan masyarakat akan mendapatkan informasi yang benar, baik dalam upaya pencegahan maupun penanganan stunting di Bali.