Menerapkan Strategi dan Inovasi di Tengah Pandemi: Selalu Ada Peluang di Setiap Keadaan

Pandemi masih berlangsung. Tetapi hidup harus terus berlanjut. Kini yang penting bagi kebanyakan orang ialah ‘berburu’ peluang-peluang di sekitar mereka. Jangan lupa; harus tetap sehat!

HIDUP ini, di sisi lain, adalah soal peluang. Apapun keadaannya, peluang itu ada. Di situasi wajar maupun di musim wabah, peluang itu selalu ada. Peluang-peluang itu barangkali bersembunyi dan hanya mungkin ditemukan ketika orang-orang membuka pikirannya dan mengedepankan keberaniannya. Apakah di situasi pandemi—dan juga musim paceklik— seperti sekarang ini peluang itu masih mungkin didapatkan?

Mengapa tidak? Semboyan Ketua Dekranasda Bali Ny. Putri Koster patut direnungkan; melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar! Lakukan hal-hal yang paling mungkin dilakukan, walau hal itu bersifat remeh-temeh, kecil dan kelihatannya seperti tak berarti. Namun jika semua itu dikerjakan dengan penuh kesenangan, sepenuh hati, tahu- tahu malah menjadi ‘sesuatu’.

Jika mau membuka pikiran, sesungguhnya Bali menjanjikan begitu banyak peluang. Ada atau tidak ada pariwisata, Bali selalu menyediakan dirinya untuk ‘digali’ dan dibuka potensinya. Begitu juga dengan sumber daya manusianya. Kecanggihan orang Bali dalam meng-create budaya, meng-create dirinya, meng-create alam dengan konsep ‘menyatu dengan alam’, tak perlu diragukan. Dan sudah terbukti.

Tumbuh suburnya pariwisata Bali justru karena ketiga kemampuan orang Bali itu sendiri sebagaimana dikemukakan di atas. Kata kunci bagi sumber daya manusia Bali adalah kreativitas. Anggapan bahwa ‘orang Bali adalah seniman’ membuktikan kata kunci ‘kreativitas’ semakin medekati kebenarannya. Meski kenyataan tidak semua orang Bali adalah seniman, namun output hasil kreativitas itu begitu dominan menghiasi kebudayaan Bali.

Kecanggihan orang Bali dalam mengkreasi segala produk budaya dan gaya hidup mereka inilah yang kemudian menyuburkan pariwisata Bali, selain juga faktor alamnya. Dengan demikian, orang Bali sesungguhnya memiliki sejumlah ‘kekuatan’ bertahan hidup, dan lebih dari, juga mengembangkan dirinya ke puncak-puncak kebudayaannya. Barangkali mereka—sadar atau tidak—mewairisi kearifan lokalnya yang tersimpan dalam pupuh ginada; enu liu papelajahang!

Kesadaran untuk mencoba hal-hal baru inilah yang membuat produk-produk budaya Bali makin kaya akan berbagai bentuknya. Dari sini pula bermula ‘kerajinan’ orang Bali meneruskan apa yang mereka buat, apa yang mereka dapatkan untuk diteruskan dari generasi ke generasi selanjutnya. Itulah mengapa watak kerajinan itu melekat kuat pada orang Bali sebagai pengrajin yang ulet, tangguh dan berdedikasi.

Pandemi dan Strategi Inovasi

Dunia sedang dilanda pandemi. Sangat sedikit negara yang bisa menghindari wabah Covid-19 ini. Juga Indonesia, termasuk Bali. Sejak wabah ini melanda Indonesia pada Maret 2020 lalu, semua kehidupan berefek domino, bertumbangan satu demi satu. Bali terbilang yang paling parah karena sebagian besar kehidupannya bersandar pada pariwisata. Dan banyak orang yang tahu, bisnis pariwisata adalah yang terbilang rentan karena bergantung pada situasi. Sedikit saja kondisi sosial mengandung rusuh, konflik, bencana, maka hal itu berimbas buruk pada pariwisata.

Sejak Maret 2020 hingga hari-hari selanjutnya,Baliterkondisidanterkonsentrasi pada urusan Covid-19. Jalan-jalan dan pusat perekonomian menjadi jauh lebih sunyi dari hari-hari biasanya. Pusat-pusat destinasi pariwisata seperti Kuta, Sanur, Nusa Dua dan beberapa yang lain sama sekali tak lagi ada kegiatan yang bergemuruh seperti biasanya. Covid-19 benar-benar melumpuhkan hampir semua kehidupan di Bali. Perekonomian rakyat juga sangat terimbas dengan wabah ini.

Namun situasi yang relatif ‘mencekam’ ini justru menyulut sejumlah orang, Lembaga- lembaga swasta tergerak untuk bahu- membahu membangun solidaritas sosial. Mereka membagikan makanan dan minuman, membagi sembako kepada mereka yang terimbas PHK maupun kepada mereka yang sejak semula berada pada kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Usaha mereka— meski terbilang kecil—namun bagi yang lain merupakan suatu berkah sementara untuk sekadar melanjutkan kehidupan di tengah kepungan wabah dan ketidakpastian.

Pandemi memang menakutkan tetapi sekaligus juga tantangan. Ingatlah, kematangan hanya bisa dibangun dari kesukaran. Di tengah ancaman pandemi, orang-orang harus bangkit agar tak terjadi dilema; tinggal di rumah saja akhirnya kelaparan, keluar rumah terancam Covid-19. Benar kata Presiden Joko Widodo, kita harus berdamai dengan virus corona. Maksudnya, saat ini kita belum mampu mengenyahkan virus ini, namun kita harus terus melanjutkan kehidupan ini.

Maka, inilah saatnya orang Bali membangun dan menghidupkan kembali talentanya. Berani bangkit di tengah kepungan badai pandemi untuk melanjutkan hidupnya. Keluh-kesah tak bermanfaat dalam situasi seperti sekarang ini. Saling menyalahkan tak akan menyelesaikan masalah. Satu-satunya kesempatan untuk bertahan dan melanjutkan kehidupan ini adalah membuka peluang-peluang baru. Bersatu untuk saling mengingatkan kemampuan, bersama untuk membangun kembali kehidupan yang baik di tengah pandemi.

Membuka peluang baru adalah jalan menuju strategi jitu dalam melanjutkan kehidupan di tengah pandemi ini. Inilah sesungguhnya cara orang Bali dalam membangun kebudayaan kolektifnya. Dan ini harus diterapkan kembali dalam situasi seperti sekarang ini. Harus diingatkan kembali bahwa orang Bali selalu sanggup survival (bertahan hidup) dalam berbagai situasi apapun. Tetapi mengapa di tengah pandemiiniorangBalibanyakyangmengeluh, kelimpungan dan saling menyalahkan?

Karena dalam sejumlah dasawarsa belakangan ini, orang Bali terlalu terpukau dengan pariwisata, terlalu bergantung kepada dunia turisme, seakan-akan turisme Bali adalah satu-satunya sumber kehidupan baginya. Lupa bahwa mereka, orang-orang Bali , memiliki multitalenta yang sesungguhnya kalau mereka terapkan bukan saja sanggup sekadar bertahan hidup, melainkan jauh melampui itu, mendapatkan puncak kecemerlangan kesejahteraannya.

Sebetulnya pengingatan ini telah berkali- kali diungkapkan oleh Ketua Dekranasda Bali Ny. Putri Koster, bahwa leluhur orang Bali sangat memperhitungkan semua tindakan mereka dalam kehidupannya. Itu terbukti dengan mewarisi segala hal yang bersifat adiluhung. “Semua warisan leluhur orang Bali mencerminkan kedigdayaan mereka dalam karsa, cipta dan karya,” ujar Ny. Putri Koster. Menurutnya, karakter seperti itu harus diulang kembali orang-orang Bali masa kini.

Bahkan Ny. Putri Koster akhirnya ikut ambil bagian dalam ‘menghidupkan’ ekonomi masyarakat, membangun kebersamaan dengan para pelaku UMKM/IKM. Dibuatnya satu perhelatan pameran produk karya para pengrajin Bali dengan tajuk Bali Bangkit di Taman Budaya Provinsi Bali (ArtS Centre) Denpasar. Pameran produk itu telah dilaksanakan sejak 2020 hingga kini. Inilah satu terobosan inovasi yang sangat berani di tengah pandemi yang dilakukan oleh Ketua Dekranasda Bali. Prokes tetap dilaksanakan dengan sangat ketat.

Pameran produk itu tak sia-sia. Dalam beberapa tahap pameran Bali Bangkit, tingkat penjualan cukup memadai sampai ratrusan juta hingga lebih dari satu miliar rupiah. Para pelaku UMKM/IKM sangat bernapas lega dengan penyelenggaraan pameran produk yang digagas oleh Ketua Dekranasda Bali ini. mereka kembali optimis dengan usaha mereka yang sebelumnya sempat ‘tiarap’ di tengah kepungan pandemi. Sebuah terobosan yang sangat inovatif di tengah keprihatinan massal ini.

Pameran Bali Bangkit adalah wujud dari sebuah strategi tepat dan berani dalam menjawab persoalan di tengah krisis. Ini juga sebuah inovasi ekonomi yang mencerahkan di tengah keputusasaan dan ketidakpastian. Dari peristiwa ini pula berbagai kemungkinan dilanjutkan, misalnya dalam penyelenggaraan Pameran Bali Bangkit diselenggarakan juga acara talk show yang membagi pengetahuan atau informasi mengenai kecakapan manajemen, membuka peluang-peluang pasar baru, membangun marketplace dan informasi seputar pergerakan ekonomi.

Kreativitas

Sumber daya manusia (SDM) Bali sangat kaya akan kreativitas. Juga kaya dengan berbagai produk kerajinan yang menawan. Inilah sesungguhnya yang harus dimaksimalkan dalam kondisi pandemi di Bali ini. Kreativitas dan kerajinan adalah yang paling memungkinkan membuka peluang- peluang baru, apapun kondisi yang dihadapi. Bali memiliki SDM seperti itu. Hasil kreativitas orang Bali, juga hasil kerajinan mereka sangat disukai banyak orang. Inilah ‘modal yang tak hilang’ dalam berbagai situasi apapun.

Apa yang tak bisa diubah oleh orang Bali dalam kiprah kreativitasnya? Dalam proses kerja kreatif mereka, Bali telah terbukti menghasilkan kreasi-kreasi yang hebat di berbagai bidang kehidupan mereka. Karya- karya orang Bali seperti dunia wastra, patung, lukisan, arsitektur, kerajinan yang desain- desainnya selalu berkembang dinamis adalah bukti yang tak terbantahkan dalam urusan kerja kreatif. Juga dalam lapangan agraris pun mereka terbilang adalah pekerja ulet dan tekun.

Sesungguhnya Bali ialah kreativitas. Sifat ini melekat hampir dalam semua segmen kehidupan mereka. Ketika mereka berada dalam ruang religiositas, mereka tak sekadar menghatur persembahan, melainkan ada banyak unsur kreatif dalam penyajiannya. Ketika mereka berada dalam ruang-ruang yang luang, mereka membuat lukisan, patung, pernak-pernik kerajinan dan banyak lagi, yang membuktikan bahwa taka da ruang dan waktu yang terbuang. Dalam beberapa hal, mereka bahkan sanggup memanfaatkan waktu luang mereka untuk hal-hal besar.

Ranah wastra, misanya, adalah salah satu peninggalan budaya orang Bali yang tak pernah mentok dikembangkan oleh generasi penerusnya. Berbagai tenunan khas Bali (endek, songket, kain geringsing dll), misalnya, menjadi kekayaan intelektual yang sangat digemari orang sedunia. Motif pada kain-kain Bali selalu menemukan hal-hal baru yang menyebabkan dunia wastra Bali selalu berkembang dinamik. Pelaku dunia tenun maupun desainer Bali harus terus didorong untuk lebih banyak mengembangkan dunia wastra Bali, baik dalam pengerjaan tenunnya maupun dalam pemakaiannya.

Maka segera dimengerti mengapa kemudian Ketua Dekranasda Bali, Ny. Putri Koster memberi perhatian kepada IKM pertenunan Bali dalam pameran Bali Bangkit di Taman Budaya Provinsi Bali. Baginya, dunia wastra Bali adalah salah warisan leluhur yang adiluhung, salah satu bukti nyata yang hebat yang diwariskan oleh para leluhur Bali. Ini harus diselamatkan dan dikembangkan ke pencapaian puncaknya sebagai salah satu ikon wastra Bali.

Catatan lain yang dibuktikan SDM Bali adalah mereka yang bergerak di bidang kerajinan yang kreatif. Bali adalah gudangnya penghasil produk-produk kreatif. Yang dimaksud produk kreatif di sini ialah produk yang dihasilkan berdasarkan kerja yang tak menoton. Kerajinan patung Bali, misalnya, atau kerajinan topeng, selalu memperlihatkan dinamika bentuk dan karakternya yang berubah dan dinamis. Masih begitu banyak yang bisa diuraikan produk- produk yang dihasilkan oleh para pekerja kreatif orang Bali.

Dalam situasi terpuruk seperti sekarang ini, semua orang harus saling mengingatkan bahwa Bali tetap survive dalam situasi apapun. Bahkan juga dalam situasi pandemi seperti saat ini. Yang paling penting di sini adalah support dari pemerintah daerah untuk mendukung dan menyokong mereka, memberi ruang kreativitas bagi kerja kreatif mereka, membuka ruang penyaluran atau distribusi dari hasil kerja mereka, memberi semangat bahwa Bali bisa mengatasi situasi terpuruk ini.

Pasar

Semua produk membutuhkan pasar. Namun tidak semua produk mendapat pasar yang benar. Inilah salah satu rangkaian yang acapkali ‘terpenggal’. Bali banyak mempunyai pelukis- pelukis muda yang hebat dalam menghasilkan karya-karyanya. Namun mereka tak punya pasar untuk menyalurkan hasil karya mereka. Begitu pun dengan ciptaan-ciptaan karya keatif yang lainnya. Pasar representatif menjadi salah satu yang perlu diwujudkan dalam rantai perekonomian yang solid.

Setelah pasar representatif terwujud, kendala selanjutnya yang perlu dipecahkan ialah menghadirkan
buyer. Untuk menghadirkan pembeli juga tak mudah, terutama untuk produk-produk spesifik, khusus, tak massal. Banyak dari kita sanggup membuat produk-produk kreatif, baru dan khas, namun bagaimana mengabarkannya kepada buyer, itu membutuhkan keahlian tersendiri.

Karena itu, terlebih dalam masa sulit seperti sekarang ini, semua komponen harus Bersatu bahu-membahu. Semua sebaiknya berjalan di peran dan keahliannya masing-masing untuk membuat sebuah rantai berputar baik pada porosnya. Kebersatuan inilah yang menciptakan peluang, apapun keadaannya, apapun situasi dan kondisinya.