Kadis Kominfos Prov Bali di acara Warta Publik TVRI Denpasar

Kepala Dinas Kominfos Prov Bali Nyoman Sujaya bersama Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan PWI Pusat, Hendro Basuki serta Ketua PWI Bali Dwikora Putra melakukan talkshow dalam acara Warta Publik di LPP TVRI Denpasar, hari Jumat 16 Nopember 2018. Talkshow yang membicarakan beberapa hal yang terkait dengan pers dan media, merupakan lanjutan dari rangkaian Safari Jurnalistik yang telah dibuka sebelumnya di Diskominfos Prov Bali.

Kadiskomifos dalam talkshow Wacana Publik di TVRI Jumat 16 Nopember 2018

Terkait dengan keberadaan Pers dan PWI, Dwikora menegaskan pentingnya pengetahuan kode etik jurnalistik bagi wartawan yang ingin menjadi calon anggota PWI ataupun yang sudah menjadi anggota PWI, tentunya disamping kompetensi wartawan lainnya.  Pasal-pasal dari kode etik sudah seharusnya diketahui dan dipahami oleh seorang wartawan. Terkait dengan adanya wartawan yang belum tersertifikasi, Dwikora tidak menampik bahwa tidak semua wartawan dipastikan sudah terverifikasi, karena dari sekitar 300 an wartawan,  anggota PWI yang baru mengantongi kartu UKW hanya 144 orang  (data PWI Pusat, tidak termasuk uji kompetensi di lembaga lain). Dwikora juga menegaskan keseriusan PWI dalam hal memerangi Hoax dimana Safari Jurnalistik, sertifikasi dan bentuk pelatihan lainnya juga adalah beberapa bentuk usaha untuk bsia melakukan hal tersebut.

Di sisi lain Hendro Basuki menyikapi sebuah hasil penelitian bahwa kepercayaan terhadap media menurun dari 73% di Tahun 2013 menjadi 63% di Tahun 2016, perlu disikapi dengan lebih bijak dan lebih cermat lagi. Hendro mengingatkan bahwa saat ini begitu banyak terdapat media, dari media mainstream sampai kepada media online maupun sosial. Hal ini mengakibatkan kita harus mencari dulu secara detil dari hasil survey tersebut, media mana yang mengakibatkan turunnya derajat kepercayaan itu. Hendro justru menyatakan bahwa media mainstream saat ini jauh sudah lebih baik. Dan untuk menyikapi berbagai berita yang sangat beragam di media sosial, media mainstream masih menjadi media yang bisa menjadi rujukan dari validitas sebuah berita. Apalagi ditambah jika seluruh media mainstream sudah terverifikasi.

Kepala Dinas Kominfos, Nyoman Sujaya dalam talkshow sangat berharap PWI dapat ikut aktif dalam memberikan berita-berita yang valid.  Sujaya juga berharap antara PWI dan masyarakat bisa sama-sama cerdas dalam areanya masing-masing. Masyarakat harus cerdas menerima media sedangkan PWI juga harus cerdas memberikan informasi yang benar dan valid bagi masyarakat. Terkait dengan persiapan masuk ke tahun politik, Sujaya menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Bali melalui Diskominfos Prov Bali terus melakukan literasi media sehingga masyarakat tidak dibingunkan dan diresahkan oleh hoax sehingga menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.  Terkait dengan validitas informasi dari pemerintah, Sujaya menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Bali sudah mempunyai PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi), dimana PPID adalah sumber dari segala informasi yang ada di Pemprov Bali. PPID ada di seluruh OPD yang ada di lingkup Pemprov sehingga bisa dipastikan informasi yang diinginkan oleh publik, didapatkan secara cepat, dan pasti valid. Diskominfos Prov Bali juga telah meluncurkan sebuah aplikasi untuk mendukung hal tersebut. Aplikasi berbasis mobile dengan nama SIKI (Sistem Keterbukaan Informasi) diharapkan bisa menjawab kebutuhan akan informasi publik. Di akhir tahun 2018 ini juga, beberapa fitur SIKI juga akan ditambah sehingga bisa menjadi lebih lengkap.

Dinas Kominfos Prov Bali di tahun 2019 akan merencanakan melakukan literasi media ke sekolah dan kampus. Hari Jumat Tanggal 16 Nopember 2018, Diskominfos Prov Bali juga telah mengadakan rapat dengan perguruan tinggi di Bali untuk menyampaikan rencana literasi dalam kegiatan opspek di masing-masing kampus. Sujaya berharap seluruh stakeholder betul-betul menyadari bahwa HOAX adalah musuh bersama, dimana kita semua harus saling bekerjasama dan berkoordinasi untuk memeranginya. 

 

 

Tinggalkan Balasan