I Kadek Dode Moneko: Pada Mulanya Olahraga dan Menggambar

Hidup kadang suatu loncatan. Siapa yang menduga kalau dari olahraga dan kesenangan menggambar beralih ke dunia fashion?

PADA mulanyaI Kadek Dode Moneko hanya senang menggambar. Juga menekuni olahraga taekwondo. Sempat juga mengikuti ajang Jegeg Bagus. Pada saat mengikuti acara itu, Dode Moneko melihat seniornya menggeluti dunia busana. “Saya melihatnya, wah keren banget. Dari sana, hobi menggambar saya alihkan lebih fokus ke menggambar busana,” tutur Dode Moneko. “Kemudian saya memberanikan diri membuat baju dan belajar secara otodidak. Dengan bekal ilmu yang saya dapat dari belajar pada teman-teman, akhirnya saya memberanikan diri mengikuti lomba fashion show,” tambah Dode Moneko. Itulah, setelah lulus SMA, ia melanjutkan jejang pendidikannya ke arah jurusan yang mendukung kegemarannya akan
merancang busana.

Dukungan untuk bakatnya itu justru datang dari teman-temannya. Sementara orang tuanya sempat ragu, namun Dode Moneko tetap pada tekadnya menjadi seorang perancang busana. “Tipikal orang tua saya, saya harus membuktikan diri dulu dengan prestasi baru orang tua yakin dengan pilhan saya dan men-support penuh,” papar Dode Moneko. Dan ketika Dode Moneko masuk dalam lima besar dalam ajang Bali Designpreneur 2022, barulah kemudian orang tuanya mulai menaruh kepercayaan atas pilihan hidup
putranya. “setelah terpilih menjadi salah satu lima besar Bali Designpreneur, orang tua sudah mendukung sepenuhnya. Dari prestasi ini, orang tua saya bisa melihat bahwa anaknya memang serius di dunia fashion. Orang tua saya merasa bangga sekali anaknya bisa terpilih menjadi Bali Designpreneur,” tutur Dode Moneko. Bakat dan kegemarannya juga didukung oleh perancang asal Bali yakni Cok Abi. “Saya selalu berkonsultasi dengan beliau dan beliau yang menguatkan saya untuk terjun ke dunia fashion. Teman-teman juga mensupport dengan mau menjadi model untuk fashion show saya,” ujar Dode Moneko. Dalam perjalanan kariernya di dunia busana, Dode Moneko lebih banyak mengamati kehidupan para penenun di Bali. Diketahui bahwa selama pandemi kehidupan para penenun DI Bali agak redup. “Sebagai desainer di Bali, kita harus bisa menghidupkan penenun di Bali. Sehingga dalam rancangan saya selalu memakai tenun Bali sebagai bahan dasar dan bahan utama rancangan saya,” tutur Dode Moneko.

Dode Moneko pun mengakui, dalam peraulan du dunia rancang busana, ia tak memungkiri mendapat inspirasi dari perancang lain. Saya suka Didiet Maulana dengan rancangan ready to wear-nya yang selalu menggunakan wastra atau kain Nusantara. Ia memiliki visi dalam setiap rancangannya yang selalu ingin membangkitkan dan mempromosikan kain-kain tradisional nusantara,” kata Dode Moneko.

Kalau Sebastian Gunawan, tambah Dode Moneco, lebih suka look-nya yang feminin
dan memiliki karakter yang sangat kuat. “Saya banyak belajar dari mereka karena
melihat karya-karya mereka yang sangat luar biasa. Mereka membuat karya tidak hanya
mempertimbangkan segi seninya saja tetapi juga dari segi bisnisnya,” tanggap Dode Moneco.