A.A. Sagung Mas Laksmidewi: Yang Simpel-Simpel Saja

Meski mengaku rancangannya simpel-simpel saja, namun toh sanggup menembus ajang prestisius Bali Designpreneur.

SEDERHANA itu indah. Inilah yang diyakini A.A. Sagung Mas Laksmidewi. Mulai menyukai fashion sejak SMP, Laksmidewi sempat terputus perhatiannya terhadap dunia busana saat menginjak bangku SMA. Namun kemudian perhatiannya kepada dunia busana timbul kembali saat kuliah. Ia mengikuti sekolah modeling. “Setelah lulus dan mulai bekerja, saya mulai menekuni kembali dunia desain fashion karena melihat peluang bagus membuat desain baju untuk rekan-rekan di kantor,” tutur Laksmidewi. Laksmidewi memaparkan, awalnya ia mulai dari membuat kebaya, kemudian membuat baju dari bahan tenun endek. Tahun 2007, ia membuat baju sendiri dan mulai diminati oleh rekan-rekan kerja. “Namun saya belum membuka butik. Yang memicu saya adalah karena saya suka membuat baju dan saya suka melihat sesuatu yang indah,” ujarnya. Dalam perjalanan kariernya, kendala yang sempat menghadangnya ialah soal penjahit. “Agak sulit mencari penjahit yang paham dan mengerti gambar rancangan kita dan memotong pola sesuai keinginan kita,” ujarnya.

Untungnya kemudian ia sudah bertemu dengan seorang penjahit yang bisa menjahit baju untuk fashion dan ternyata bagus. “Sampai sekarang saya masih bekerja sama dengan dia. Dan sekarang saya bekerja sama dengan dua orang penjahit. Modal juga kadang menjadi kendala,” kata Laksmidewi. Kekhasan rancangan Laksmidewi ada pada kesederhanaannya dengan memainkan warna-warna yang cerah. Apapun bahanbahan tenun khas Bali yang menjadi bahan rancangannya selalu hadir sederhana namun enak dipandang mata. “Saya suka merancang fashion yang simple. Untuk endek, saya suka bermain di warna warna yang lebih terang, lebih cerah,” ujar pengagum perancang Anna Avantie ini. Laksmidewi selalu memanfaatkan tenun asli Bali dalam setiap rancangan fashion-nya. Ini karena ia yakin dan merasai betapa kain tenunan asli Bali sesungguhnya bisa dijadikan bahan rancangan dengan kecenderungan apapun. Karena itu, ia hingga saat ini selalu menjalin kerja sama dengan penenun Bali. “Biasanya saya ambil bahan dari penenun kain endek dari Klungkung. Kebetulan teman saya juga. Ke depannya, tidak menutup kemungkinan juga saya bekerja sama dengan penenun Bali yang lain. Dengan penenun dari Klungkung ini, karena kebetulan kenal, jadi saya bisa pesan sesuai keinginan saya sendiri,” kata Laksmidewi.

Dengan adanya ajang Bali Designpreneur, Laksmidewi makin yakin dengan kepercayaannya selama ini bahwa tenun asli Bali sungguh-sungguh sanggup dikedepankan sebagai bahan yang bisa dimainkan dalam segala rancangan fashion. “Selain Bali Designpreneur ini memberi ruang yang luas kepada tenunan asli Bali, juga sangat mendukung cita-cita saya. Karena di Bali Designpreneur ini, kami mendapat banyak sekali fasilitas, tidak hanya dana tetapi juga pelatihan-pelatihan, akses dan lainlain. Dengan mengikuti Bali Designpreneur ini, kami di-support sekali untuk menjadi perancang professional,” komentar Laksmidewi tentang penyelenggaraan Bali Designpreneur 2022 ini.