Dekranasda Provinsi Bali Lakukan Pembinaan Di Kabupaten Karangasem

Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali melaksanakan pembinaan ke Dekranasda Kabupaten/Kota se-Bali. Guna memfasilitasi pengembangan produk kerajinan dan mempromosikan produk hasil kerajinan dalam rangka perluasan pangsa pasar serta pembinaan kepada pengrajin.

Kamis (28/2), Dalam komitmen Dewan Kerja Nasional Daerah Provinsi Bali untuk mendorong kemajuan UMKM berbasis kearifan lokal dan budaya lokal, masih terus dilakukan hingga ke Kabupaten Karangasem. Rombongan Dekranasda Provinsi Bali yang dipimpin oleh Sekretaris Dekranasda, Drs. I Komang Wardianto Astika yang didampingi dengan Kasi Pengembangan Industri, Nyoman Suarcayasa diterima langsung oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karangasem, I Gusti Ngurah Suarta selaku Katua Harian Dekranasda Kabupaten Karangasem. Bertempat di Ruang Rapat Kantor Bupati Karangasem, dan dihadiri oleh pengrajin yang menjadi binaan Dekranasda Provinsi Bali.

Dalam kesempatan ini, Sekretaris Dekranasda, Drs. I Komang Wardianto Astika mengatakan Dekranasda adalah Lembaga Independen Non Profit yang bekerja sama dengan pemerintah dengan menyiapkan regenerasi pengrajin yang professional untuk industri kerajinan khususnya di Bali serta meningkatkan hubungan antar lembaga. “Dekranasda akan memfasilitasi pengembangan produk kerajinan serta mempromosikan produk pada pangsa pasar sampai ke sektor luar negeri. Selain itu, akan melakukan pendampingan dan mengundang tim ahli atau praktisi yang membidangi sesuai kebutuhan ke masing-masing pengrajin setempat dengan berkoordinasi pada Dekranasda Daerah dan Provinsi,” jelasnya.

Lanjut Drs. I Komang Wardianto Astika menyampaikan akan ada program pemerintah provinsi yaitu mempertemukan pengusaha swasta dengan pengrajin sebagai bentuk kerjasama yang contohnya seperti kerjasama antara Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan pengrajin. 

Pada kesempatan itu, Kepala Seksi Pengembangan Industri Disperindag Provinsi Bali, Nyoman Suarcayasa menyampaikan adanya peningkatan daya saing dari para pengrajin seperti kualitas produk yang diharuskan berinovasi dan berkreativitas serta ditemukan penenun yang sudah berusia lanjut, diharapkan generasi muda lebih memperhatikan produk-produk lokal. “Program Dekranasda tahun ini melakukan promosi diluar dan di dalam daerah yang difasilitasi oleh Dekranasda Provinsi seperti event pameran dan fashion show. Fasilitas yang didapat berupa transportasi (Tiket Pesawat Pulang Pergi) dan penginapan,” ujar Nyoman Suarca.

Di Bali saat ini mempunyai Pergub (Peraturan Gubernur) baru yang dimana isinya sebagai berikut, Pergub 80 tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali, maka setiap papan nama IKM (Industri Kecil Menengah) stand diharuskan ada tulisan Aksara Bali, atas aksara bali dan bawah aksara latin. Pergub 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbunan Sampah Plastik Sekali Pakai, maka tidak diperbolehkan mempergunakan tas plastic saat transaksi jual beli dan diharuskan menggunakan kantong belanja berbahan selain plastic. Selain itu, dalam Pergub 99 Tahun 2019 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali, maka setiap hotel, restaurant, mall untuk memanfaatkan produk local atau memberikan peluang bagi pengrajin agar bisa menjual dan memajang produk kerajinannya disana.

Kegiatan pembinaan dilanjutkan dengan sesi diskusi, dari pengrajin Tenun Tarta dari Desa Tenganan Dauh Tukad, Nyoman Giri Artha selaku owner menyampaikan kendala yang dialami tentang permodalan, bahan baku dan pemasaran. Selain itu, produk Tenun (Endek Seseh), diperlukan desainer fashion untuk pembuatan motif karena turis mancanegara menyukai motif yang unik sedangkan turis local menyukai motif yang baru dan cerah.

Dari Pengrajin Tenun Gringsing (Tenun asli Tenganan) menyampaikan bahwa pemasaran tidak ada masalah karena produk banyak dicari dan hanya ada di Desa Tenganan, Karangasem. Hanya bahan baku yang sedikit mahal karena harus mengambil dari Kalimantan sedangkan di Bali sendiri bahan baku yang ada sedikit.

Nyoman Suarcayasa menanggapi bahwa hampir sama permasalahan yang dihadapi oleh pengrajin kabupaten lain, maka akan dilakukan koordinasi dengan pemda Jawa Barat mengenai bahan baku khususnya benang. Untuk desain, diperlukan kerjasama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar khususnya dengan program studi Desain Fashion.

I Gusti Ngurah Suarta mendukung pembuatan koperasi untuk pengrajin karena di Kabupaten Karangasem hanya ada SDM (Sumber Daya Manusia) saja. Tujuannya untuk menghindari dari calo yang menaikkan harga produk kerajinan dan pengrajin hanya perlu focus untuk membuat produk kerajinan serta dengan adanya koperasi dapat menjalin kerjasama dalam hal pemasaran dan bahan baku.

Pengrajin bambu, Nyoman Wenten selaku owner menyampaikan kendalanya yaitu dari segi bahan baku pewarna celup, alat pengering bambu karena selama ini melakukan pengeringan dengan system manual menggunakan kayu bakar, dan permodalan.

Dari Pengrajin Permata menyampaikan kendala yaitu permodalan dan bahan baku “Mirah” yang cukup mahal dikarenakan harus mengambil di Afrika dan India. Bahan baku Mirah sangat dibutuhkan umat beragama Hindu.

Pengrajin perak dan Alpaka, Nyoman Witana selaku owner menyampaikan kendalanya yaitu permodalan dan daya saing dikarenakan saat ini produk-produk dari China sedang marak dijual di Bali.

Kegiatan pembinaan di Kabupaten Karangasem dihadiri juga Kasi Media Publik Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bali, Ida Ayu Made Tantri Ardani selaku anggota Humas Promosi dan Publikasi Dekranasda Provinsi Bali, menyampaikan bahwa mengikuti pembinaan sampai saat ini sudah 7 (tujuh) kabupaten. Permasalahan yang dihadapi pengrajin di setiap kabupaten hampir sama yaitu modal, pemasaran dan bahan baku. Dalam menghadapi permasalahan permodalan pemerintah sudah mengeluarkan KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang dapat membantu pengrajin. “Sangat bagus kalau membuat koperasi provinsi yang mewadahi pengrajin-pengrajin setiap provinsi. Diharapkan kreativitas pengrajin dalam hal memasarkan produk kerajinannya supaya mampu menembus pasar luar negeri apalagi saat ini sudah bisa pemasaran lewat online,” ujar Dayu Tantri.

Komang Diah Kartika Sari selaku Humas dan Publikasi Dekranasda Provinsi Bali mempunyai sebuah hybermart market place berbasis online yang dimana market place ini akan membantu dalam mempromosikan produk kerajinan dengan menggunakan Sistem Online serta Sistem Ekonomi Berbagi/Berjenjang, berkantor pusat di Batu Bulan Kabupaten Gianyar.

Adapun saran dari pengrajin yaitu agar dilaksanakan kegiatan berbasis kebudayaan yang mampu mendatangkan turis local dan turis mancanegara serta bagi pengrajin dapat mempamerkan produk kerajinannya di kegiatan tersebut.

[ngg_images source=”galleries” container_ids=”152″ display_type=”photocrati-nextgen_basic_thumbnails” override_thumbnail_settings=”1″ thumbnail_width=”200″ thumbnail_height=”160″ thumbnail_crop=”1″ images_per_page=”20″ number_of_columns=”0″ ajax_pagination=”0″ show_all_in_lightbox=”0″ use_imagebrowser_effect=”0″ show_slideshow_link=”0″ slideshow_link_text=”[Show slideshow]” template=”/home/diskominfos/web/diskominfos.baliprov.go.id/public_html/wp-content/plugins/nextgen-gallery/products/photocrati_nextgen/modules/ngglegacy/view/gallery.php” order_by=”sortorder” order_direction=”ASC” returns=”included” maximum_entity_count=”500″]

Tinggalkan Balasan