Apa Bahasa Bali “Traffic Light”?

Numpang Nampang RRI Pro 2 Denpasar Senin (30/12) sedikit berbeda karena disiarkan langsung dari Denpasar Festival (Denfest). Kali ini narasumber yang dihadirkan yakni Ida Bagus Arya Lawa Manuaba juara III dalam Lomba Tekhnologi Informasi Nangun Sat Kerthi Loka Bali Mileniall Techno Fiesta (MTF) 2019 kategori Blog. Blog karyanya berjudul Apa Bahasa Bali “Traffic Light”?.

Arya mengenal blog saat kuliah ditahun 2007-2008. Pria yang kini berprofesi sebagai dosen ini lebih banyak menulis tentang budaya serta keunikan Bali, ada juga cerpen dan novel. Blog dipilihnya sebagai tempat menyalurkan ide karena Arya lebih suka berada di balik layar. Itulah kenapa Ia lebih memilih Blog ketimbang membuat konten di Youtube.

Blog karya Arya yang dilombakan pada MTF 2019 membahas tentang beberapa istilah yang tidak dikenal dalam Bahasa Bali padahal istilah tersebut ada dikamus tapi jarang dipakai atau mungkin memang belum pernah ada. Contohnya istilah “Trafic Light” yang merupakan bahasa inggris belum diketahui istilahnya dalam Bahasa Bali. “Kalau Bahasa Bali ingin lestari, istilah-istilah seperti itu harus kita serap,” tegas Arya.

 “Generasi milenial tak bisa lepas dari teknologi, benda-benda baru bermunculan, interaksi kita semakin kompleks, bahasa asing masuk mengalahkan Bahasa Bali. Kalau Bahasa Bali mau bangkit dan tetap lestari kita harus menyerap bahasa asing tersebut atau temukan istilahnya dalam Bahasa Bali,” tambahnya.

Sebagai penulis, Arya menyarankan untuk para penulis pemula dalam membuat konten agar memilih topik yang disukai. Dengan memilih topik yang disuka penulis akan lebih konsisten dalam menciptakan karya dan tidak cepat jenuh. Selain itu penulis harus secepatnya mencatat ide-ide yang tiba-tiba muncul. “Kalau ada ide langsung saja ketik lewat gadget, nanti selanjutnya bisa disempurnakan di rumah,”ungkapnya. Selain itu untuk menarik pembaca judul serta foto yang bagus sangatlah penting. Dalam menulis bahasanya juga jangan berlebihan, dan jangan terlalu banyak berpikir. “Menulis itu Keren, dengan menulis kita abadi. Walaupun nanti kita tiada, tulisan kita masih ada. Dan kita akan dikenang dengan cara itu,”tegasnya.