Social Engineering Attack di Numpang Nampang RRI Pro 2 Denpasar

Senin (11/11), Numpang Nampang RRI Pro 2 Denpasar menghadirkan narasumber dari Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfos) Provinsi Bali yang diwakili oleh Putu Sundika selaku Kepala Seksi Pengembangan Sistem Elektronik. Kali ini topik yang dibahas yakni Social Engineering Attack.

“Social Engineering merupakan suatu cara dari beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengeksploitasi para pengguna tekhnologi dengan cara manipulasi secara psikologis yang bertujuan untuk mendapatkan informasi/akses tertentu,” jelas Putu saat mengawali pembicaraan.

Putu menjelaskan Social Engineering menyasar pada rantai terlemah dalam sistem keamanan komputer yakni usernya. “Orang yang melakukan Social Engineering ini tidak selalu orang yang pintar dalam bidang tekhnologi, karena saat ini seiring berkembangnya zaman keamanan komputer makin sulit ditembus. Maka dari itu sekarang yang berusaha untuk ditembus bukan sistemnya lagi melainkan user atau orangnya,” jelasnya.

Saat hacker ingin mengambil alih facebook atau instagram seseorang. Akan sangat sulit baginya kalau harus belajar bahasa pemrograman facebook atau instagram. Cara mudahnya adalah menyasar usernya jadi tidak perlu tahu bahasa pemrogramannya, yang penting tahu paswordnya. “Bukan gemboknya yang berusaha dibuka melainkan orang yang pegang kunci gemboknya yang berusaha untuk diambil kuncinya,”tambahnya.


Pada dasarnya ada banyak tekhnik Social Engineering yang populer salah satunya adalah Reverse Social Engineering (RSE). Dijelaskan untuk mendapatkan hak akses ke suatu sistem hacker mencoba meyakinkan korban bahwa saat korban punya masalah hacker punya solusi dan siap membantu menyelesaikan. Akan tetapi saat medapat hak akses penuh ke sistem hacker akan melakukan hal yang berbahaya seperti menanam backdoor ke sistem, mengambil data rahasia dan lainnya.

Mengakhiri pembicaraan Putu berpesan pada para pengguna sosial media khususnya generasi millenial agar tidak hanya bisa mengunakan tekhnologi, tapi harus tahu bagaimana memperlakukan tekhnologi itu sendiri.
“Generasi millenial harus bisa memperlakukan tekhnologi. Beberapa hal mudah yang bisa dilakukan agar tehindar dari Social Engineering diantaranya jangan mudah percaya, hindari situs yang berbau negatif, jgn terlalu berlebihan jadi pengguna medsos seperti upload semua rutinitas kegiatan, dan jangan mengharap sesuatu yang instan. Contohnya suka main game tapi memakai hack game. Karena hack game itu ada kemungkinan sudah ditanami sesuatu,” katanya.