Simulasi SOP Mitigasi dan Pola Sinergitas Dalam Pelayanan Wisatawan Saat Bandara Ditutup

Jumat (8/11), Kementerian Pariwisata Republik Indonesia Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I melalui Dinas Pariwisata Provinsi Bali mengadakan Simulasi Standar Operational Prosedur (SOP) Pelayanan Wisatawan pada saat Bandara ditutup. Kegiatan Simulasi dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra didampingi dengan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I diwakili oleh Bapak Ngurah Sutra, Co General Manager Angkasa Pura II, Sigit Herdi serta Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Bali,  I Made Sunarsa, bertempat di Lantai II Keberangkatan Internasional, Bandara International I Gusti Ngurah Rai Bali.

Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengatakan posisi Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik yang artinya Indonesia termasuk Bali dihadapkan pada berbagai ancaman bencana alam baik tektonik ataupun vulkanik yang berpotensi menggangu aktivitas pariwisata. Diperlukan kesiapan sektor pariwisata dan instansi terkait untuk menangani kondisi krisis, terutama dalam pelayanan wisatawan. Salah satunya upaya yang dilaksanakan adalah membuat SOP (Standar Operasional Prosedur) Pelayanan Wisatawan saat bandara Internasional Ngurah Rai ditutup. Diharapkan sektor pariwisata Bali, baik pemerintah, industri pariwisata, media, dan masyarakat memahami langkah-langkah dan hal apa saja yang wajib dilakukan saat terjadi bencana alam dan seluruh stakeholder harus bersikap tenang dan profesional dalam membantu para wisatawan.

“Kita bekerja bersama-sama memberikan jaminan kepada wisatawan bahwa mereka akan baik-baik saja saat terjadi bencana alam dan bandara internasional Ngurah Rai ditutup dan karena kita telah memberikan jaminan, maka akan muncul rasa percaya wisatawan terhadap pelayanan pariwisata di Bali. Mudah-mudahan dengan rasa percaya itu, kunjungan wisawatan ke Bali semakin bertambah, lama tinggalnya menjadi lebih panjang dan spend of money nya lebih banyak,” ujar Dewa Made Indra saat membuka kegiatan Simulasi.

Tujuan dari kegiatan simulasi ini yakni seandainya terjadi sesuatu seperti bencana alam dan mengakibatkan bandara internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup, maka seluruh pihak sudah memahami hal-hal yang semestinya dilakukan sesuai dengan SOP. Diharapkan, SOP ini dapat menjadi referensi atau acuan instansi-instansi  terkait, baik pemerintah ataupun industri pariwisata, apabila terjadi bencana alam dan mengakibatkan bandara Ngurah Rai sampai ditutup.

Sigit Herdi dalam sambutannya mengutarakan atas nama manajemen PT Angkasa Pura I bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, dengan adanya kegiatan simulasi dan pola sinergi dalam pelayanan wisatawan pada saat bandara I Gusti Ngurah Rai ditutup, secara stakeholder atau kemitra kerjaan apabila bandara ditutup akan menjadi lebih lengkap. “Secara sinergi kita berusaha untuk melakukan sesuatu saat bandara tutup. Dalam hal ini, bandara I Gusti Ngurah Rai Bali sudah mempunyai SOP seperti penolongan atau penanggulangan cara-cara menanggulangi bencana alam ataupun yang lain-lain,” ujarnya.

Sigit Herdi bercerita bahwa dahulu pernah melakukan simulasi tetapi masih terkendala pada tempat aman sementara bagi wisatawan, antara itu hotel, posko atau yang lainnya. Dengan ada simulasi ini yang melibatkan banyak stakeholder, maka kami dari Bandara sangat terbantu dalam mengevakuasi wisatawan saat bencana alam ataupun hal lainnya terjadi.

Dalam kesempatan ini, Dewa Made Indra memperkenalkan Tim Mitigasi dari Simulasi Standar Operational Prosedur (SOP) Pelayanan Wisatawan pada saat Bandara ditutup, yaitu bapak Ricky Putra, bapak Made Sunarsa, dan bapak Freddy SPS serta dibantu oleh mahasiswa dari Politeknik Pariwisata Bali (STP Bali).

Dewa Made Indra bersama Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I diwakili oleh Bapak Ngurah Sutra, Co General Manager Angkasa Pura II, Sigit Herdi serta Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Bali,  I Made Sunarsa meninjau kegiatan simulasi yang menampilkan kesiapsiagaan petugas Information Desk, Transportation Service, Accomodation, dan Refreshment (pelayanan kesehatan ataupun konsumsi) serta berkesempatan meninjau langsung simulasi pengevakuasian wisatawan ke tempat aman sementara seperti penginapan menggunakan bus yang dikawal oleh kepolisian.