Ny. Putri Koster Hadiri Temu Bisnis Produk Industri Tahun 2019

Kamis (5/12), Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mengadakan Temu Bisnis Produk Industri Tahun 2019 dalam rangka implementasi Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 99 Tahun 2018 Tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali akan menfasilitasi Industri Kecil Menengah (IKM) yang ada di Bali untuk melakukan temu bisnis dengan berbagai perusahaan yang kemungkinan dapat menampung, memasarkan, dan memanfaatkan produk-produk IKM tersebut.

Kegiatan Temu Bisnis Produk Industri Tahun 2019 dibuka oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Putu Astawa yang dalam sambutannya mengatakan tujuan kegiatan Temu Bisnis Produk Industri yakni untuk memfasilitasikan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 99 Tahun 2018 agar dapat digunakan oleh masyarakat Bali maupun di Indonesia, mulai dari buah-buahan, sayuran, kerajinan, dan lainnya. Dalam hal ini, Ibu Gubernur Bali yang juga Ketua Dekranasda Provinsi Bali berkomitmen untuk mengembangkan perajin di Bali. “Buatlah produk yang limited edision, jangan membuat produk yang sudah ketinggalan jaman,” ujar I Putu Astawa.

Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Putri Koster yang hadir dalam kegiatan ini mengatakan mempunyai tiga tugas yaitu Melestarikan, Mengembangkan, dan Mensejahterakan perajin di Bali. Selain itu, Ny. Putri Koster berterima kasih kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali karena sudah mengadakan kegiatan Temu Bisnis Produk Industri yang mempertemukan perajin dengan perusahaan yang akan diajak bekerjasama. “Ketika pemerintah ataupun swasta ingin membuat kostum atau seragam sebelumnya harus dipahami bahan produk terlebih dahulu, lebih baik jika ingin membuat pakaian seragam dari segi desain pakaiannya yang seragam tetapi motif dan warna silakan berbeda karena perajin kain di Bali tidak mampu memproduksi langsung banyak,” ujar Ny. Putri Koster.

Ketua Dekranasda Provinsi Bali juga berpesan kepada pengusaha swasta agar lebih berpihak kepada perajin Bali dan jangan hanya dari luar Bali saja. “Yuk setiap saat hadirkan produk-produk primer kita, berikan ruang khusus seperti halnya di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Tidak bersaing dengan produk lain tetapi kita memperkenalkan produk hasil perajin dari Bali,” lanjutnya.

Kegiatan Temu Bisnis Produk Industri dihadiri pula perwakilan dari pengusaha swasta, seperti Asosiasi Pusat Belanja (Shopping Mall) yang mencakup shopping mall Samasta, Mogol Kuta, Duta Plaza, Benoa Squere, Trans Studio Mall, Level 21 Mall, Plaza Mall, dan Beachwalk. Yang dihadiri oleh Ny. Gita selaku perwakilan yang mengatakan sangat mengharapkan IKM atau perajin dapat bergabung dan akan berencana mengadakan fashion show. Namun perajin-perajin saat ini belum mampu melihat keinginan pasar dan Ny. Gita memberikan saran agar kain Endek atau Songket dibuatkan dalam bentuk baju karena lebih fleksibel dan bisa langsung dipakai khususnya untuk wisatawan asing. “Mall yang ada di Bali siap untuk menyambut perajin yang ingin ikut meramaikan shopping mall di Bali,” ujar Ny. Gita.

Hadir pula, Asosiasi Desainer yakni Bapak Cok yang mengatakan perajin khususnya kain harus mengetahui tren warna karena mempengaruhi daya beli konsumen tetapi tidak menganjurkan tren warna yang jauh dari budaya yang ada di Bali.