Simakrama, Gubernur Koster Geber Program Prioritas Buleleng

Momentum simakrama, dimanfaatkan Gubernur Bali Wayan Koster untuk menyampaikan tiga program prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk masyarakat Bumi Den Bukit. Selain program shortcut, pembangunan jalan baru batas Kota Singaraja-Mengwi Tani Badung, Pemprov Bali juga menempatkan program pengembangan status dua RS Pratama menjadi rumah sakit tanpa kelas dan pembangunan ‘cool strorage’ dengan sistem irradiasi gamma di kawasan Pelabuhan Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak.

“Program prioritas pertama adalah pembangunan shortcut yang sudah berjalan pada titik 5-6 di wilayah Desa Wanagiri dan tahun 2019 kita siapkan dana Rp 235 Miliar dari APBD Provinsi untuk pembebasan lahan pada titik 1-2, 3-4, 7-8 dan 9-10,” tandas Gubernur Koster, Minggu (17/3) di hadapan peserta simakrama di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja.

Program shortcut yang tidak hanya bertujuan untuk mempercepat jalur transportasi Bali Selatan ke Bali Utara tapi juga membuka destinasi pariwisata ini, diharapkan rampung pada tahun 2021. “Sekarang ini titik 5-6 sudah dikerjakan, titik 1-2 dan 3-4 diwilayah Badung dan Tabanan, serta titik 7-8 dan 9-10 di wilayah Buleleng sedang dalam tahap pembuatan DED dan pembebasan lahan. Program shortcut ini, tentu harus didukung untuk percepatan terwujudnya pemerataan pembangunan Bali,” tegasnya. 

Program berikutnya adalah pengembangan status dua RS Pratama di Buleleng menjadi RS tanpa kelas. “Program ini dibiayai penuh oleh Pemprov Bali, sehingga terintegritas dengan program JKN-KBS. Saya tugaskan Kadis Kesehatan Provinsi Bali untuk melakukan kajian termasuk pembuatan Perda tentang standarisasi layanan kesehatan, sehingga pelayanan kesehatan dapat terlaksana komperhensif,” terangnya.

Program prioritas ketiga untuk Buleleng adalah pembangunan cool storage dengan teknologi Irradiasi Gamma dikawasan Pelabuhan Laut Celukan Bawang Kecamatan Gerokgak. “Pertemuan dengan pihak terkait sudah dilakukan, dan segera ditindaklanjuti dengan Menteri Keuangan untuk memohon bantuan dana. Kalau tidak dapat dari menteri keuangan, saya akan gunakan anggaran Provinsi Bali untuk pembangunnya. Nanti akan saya rumuskan dulu anggarannya, paling tidak tahun 2020,” tandasnya meyakinkan.

Pengembangan Irradiasi Gamma yang memanfaatkan lahan provinsi, sangat diperlukan dalam peningkatan kualitas buah di Bali sehingga dapat mendukung industri pariwisata. “Saya sudah keluarkan Pergub yang mewajibkan industri pariwisata untuk menyerap buah lokal. Hotel-hotel harus menyediakan buah lokal yang sedang musim saat itu untuk wisatawan yang menginap,” pungkasnya.

Menyikapi program prioritas itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menyatakan mengapresiasi dukungan Pemprov Bali sebagai angin segar bagi pembangunan Buleleng. “Shortcut diharapkan dapat menghilangkan kesenjangan pembangunan di Bali, terutama pembangunan di Bali Utara sehingga dapat setara dengan daerah lain,” harapnya. 

Pun demikian dengan pengembangan RS Pratama menjadi RS Tanpa Kelas dan pembangunan Irradiasi Gamma. “Pembangunan Irradiasi Gamma diperlukan untuk meningkatkan kualitas buah lokal pasca panen. Dengan alat ini, buah mangga akan mampu bertahan selama tiga bulan, jambu kristal kalau masuk hotel ada bintik lalatnya, mereka tidak mau makan, tapi dengan alat ini semua akan hilang,” beber Suradnyana seraya berharap selain lahan, Gubernur Bali juga mengawal rencana pembangunan sarana senilai Rp 156 Miliar ini agar segera bisa terwujud. 

Sumber: Warta Bali, Senin 18/03/2019 Hal 2

Tinggalkan Balasan