Sekolah Matahari di Numpang Nampang Techno Corner RRI Pro 2

Senin (8/7), Numpang Nampang diisi oleh Perbekel Desa Penglumbaran Kabupaten Bangli dengan membawakan inovasi bidang pendidikan yang mengangkat judul “Menyalakan Lentera Desa Dengan Sekolah Matahari”. Dengan narasumber, Ni Luh Mariani selaku Guru dari Sekolah Matahari dan I Wayan Artawan selaku Perbekel Desa Penglumbaran Kabupaten Bangli.

Sekolah Matahari adalah sebuah Sekolah Bahasa Inggris dan IT yang dicetuskan oleh Desa Penglumbaran Kabupaten Bangli bersama Kampus Elizabeth International, berawal dari kesadaran bahwa akses pendidikan seharusnya dibuka selebar lebarnya. Dengan adanya pendidikan Bahasa Inggris dan IT untuk anak-anak Sekolah Dasar (SD) di Desa Penglumbaran agar mematangkan pendidikan di luar sekolah secara gratis.

“Dalam Proses ini kami di Desa Penglumbaran sudah melakukan kerjasama MoU dengan Kampus Elizabeth International untuk berkelanjutannya kerja sama di Bidang Pendidikan.” ujar I Wayan Artawan.

Saat ditanya alasan membuka Sekolah Matahari, I Wayan Artawan menjawab, “karena ingin menciptakan sebuah sinar dari desa yang nantinya akan menyinari Pulau Bali secara keseluruhan,” lanjut I Wayan Artawan.

Sekolah Matahari mempunyai sistem pembelajaran yaitu dalam pelajaran Bahasa Inggris dilakukan secara tradisional yakni guru mengajar langsung dari luar negeri (read: Amerika) dengan menggunakan sistem video call.

“Konsep dasar Sekolah Matahari yaitu memperkenalkan Bahasa Inggris dan IT ke anak-anak dengan cara yang menyenangkan serta metode yang digunakan lebih banyak komunikatif, dengan anak-anak lebih banyak diajak berbicara menggunakan Bahasa Inggris, bisa dengan menyanyi ataupun bermain game agar suasana gembira,” ujar Ni luh Mariani.

Selain itu, diadakan beasiswa untuk anak-anak yang kurang mampu, dimulai tahun 2015 namun dibatasi hanya 3-6 orang anak dari pendaftaran sekolah sampai wisuda. Akan diadakan seleksi, jika peserta beasiswanya lebih dari 6 orang anak. Di tahun 2019, sudah ada 4 orang anak yang mendapatkan beasiswa.

“Semua anak-anak dari sekolah ini sudah langsung bekerja, dua orang bekerja di kapal pesiar dan beberapa bekerja di bidang pariwisata lainnya. Tahun 2019, jumlah pendaftar meningkat dan sudah menyentuh angka 40 orang dan terpaksa dibuka dua kelas lagi,” ujar I Wayan Artawan.

Alasan Ni Luh Mariani bekerja sebagai guru di Sekolah Matahari karena profesi guru dan sempat vakum mengajar. “Karena mengajar adalah panggilan jiwa, dan juga diajak mengajar oleh pak Wayan Artawan. Selain itu, konsep sekolah yang fleksibel dan tidak terikat dengan nilai,” ujar Ni Luh Mariani.

Untuk pendaftaran Sekolah Matahari, bisa dari Bulan Juni-Juli. Serta informasi dari Sekolah Matahari bisa akses di www.sekolahmatahari.org